Pinogaluman, 12 Juli 2023. Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Perubahan kurikulum merupakan salah satu perubahan sistemik yang dapat memperbaiki dan memulihkan pembelajaran. Kurikulum menentukan materi yang diajarkan di kelas. Selain itu, kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

Perubahan kurikulum ini membuat para guru harus melakukan beberapa pelatihan agar terbiasa ketika penggunaan kurikulumnya sudah benar-benar berjalan. Maka dari itu, para guru dari SMAN 1 Pinogaluman mengikuti kegiatan In House Training (IHT) Implementasi Kurikulum Merdeka untuk mengembangkan pengetahuannya mengenai kurikulum baru yang dilaksanakan secara mandiri oleh sekolah.

SELFI KHONGIA, S.Pd selaku Kepala SMAN 1 Pinogaluman mengatakan “IHT ini bertujuan untuk menyiapkan dan mematangkan pemahaman guru SMAN 1 Pinogaluman terkait Kurikulum Merdeka yang telah dilaksanakan oleh sekolah pada tahun pelajaran sebelumnya dan akan dikembangkan pada tahun pelajaran 2023/2024, kegiatan ini merupakan upaya untuk mengoptimalkan kualitas dan pemahaman guru-guru SMAN 1 Pinogaluman terkait Kurikulum Merdeka, yang akan menjadi media perbaikan pendidikan Indonesia. Oleh karena itu, kita sebagai guru harus ikhlas, adaptif, kolaboratif, dan kreatif dalam melaksanakan kurikulum baru ini,” pungkas Kepala Sekolah.

IHT ini dilakukan sejak tanggal 12 Juli sampai 14 Juli 2023. dengan beberapa rangkaian kegiatan. Beberapa narasumber pun dihadirkan untuk menjelaskan dan memaparkan mengenai Kurikulum Merdeka ini. Di antaranya ada Bapak Bobi A. Gani, S.Si. M.Pd, selaku Widyaprada BPMP Provinsi Gorontalo, dan Ibu Mitsi Pontoh, S.Pd., selaku Pengawas Satuan Pendidikan,

Selain membahas seluk beluk Kurikulum Merdeka, beliau juga membahas mengenai Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). Dalam pembahasannya, beliau menjelaskan apa saja dimensi dan elemen yang terdapat dalam P5 beserta rincian dari setiap elemennya. Dari penjelasannya, beliau menyampaikan jika P5 memiliki enam dimensi yang terdiri atas, beriman, bertakwa, kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebhinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Beliau juga menyampaikan bahwa dimensi dalam P5 dapat diwujudkan dengan melakukan kolaborasi proyek dalam pembelajaran..

Perubahan kurikulum memang terkadang membuat bingung guru ataupun peserta didik. Namun, perubahan kurikulum ini harus tetap dilakukan mengingat perkembangan zaman yang terus berubah dan persaingan global yang terus terjadi. Iklim global yang semakin hari semakin meningkat juga menuntut kita untuk tidak boleh berdiam diri dengan apa yang terjadi. Tuntutan untuk selalu mengembangkan kemampuan agar tidak tertinggal jauh dengan negara-negara lain juga jadi pacuan untuk terus belajar. Maka dari itu, dengan perubahan kurikulum ini semoga saja dapat menjadikan para pelajar Indonesia bisa terus meningkatkan kemampuannya agar tak kalah saing dan dapat berkompetisi secara global.